Saturday, May 26, 2007

Islam dan Sains

Islam agama yang Universal
Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui Rasul-Nya Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul penutup atas kenabian sebelumnya. Islam hadir ke tengah – tengah umat manusia yang waktu itu sangat membutuhkan pegangan hidup dan alat kontrol bagi diri mereka. Islam hadir dalam kerangka universalisme yang mengandung pengertian bahwa Islam dapat sesuai dengan semua karakteristik orang di setiap tempat dan waktu.
Pandangan akan universalnya Islam sejalan dengan ayat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk membawa risalah sebagai rahmat bagi semesta alam (Q.S. 21: 107). Argumen - argumen dan dasar - dasar tentang ide universalisme Islam baik secara historis, sosiologis maupun substansi ajarannya dapat dilihat dari beberapa sisi.
Pertama, pengertian Islam itu sendiri yang mengandung makna kepasrahan kepada sang pencipta, Allah SWT. Suatu sikap yang dahulu pernah diajarkan oleh Rasul - Rasul pendahulu Nabi Muhammad kepada ummatnya, dan oleh Nabi Muhammad kelanjutan dan penyempurnaan ajaran tersebut diteruskan di bawah bendera din Al Islam (agama yang mengajarkan ketundukan, kepatuhan atau ketaatan sebagai sikap pasrah kepada Tuhan dan sebagai agama yang universal).
Kedua, merupakan suatu kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan wilayah yang cukup luas hampir meliputi semua ciri klimatologis dan geografis. Ia bebas dari klaim – klaim eksklusivitas dan linguistis (Nurcholis Madjid dalam Universalisme Islam)). Karena kemajemukan tersebut dalam dataran teologis, dipandang sebagai “pertanda kebesaran Tuhan (ayat Allah) (Q.S.30:22).
Ketiga, ajaran Islam sangat dekat dan menyentuh aspek aspek kemanusiaan. Karenanya Islam ada bersama manusia tanpa pembatasan ruang dan waktu. (Nurcholish Madjid 1992:426). Karena itu pula Islam hadir untuk mengisi hati dan akal manusia, keduanya adalah unsur yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia.
Keempat, karakteristik dan kualitas dasar – dasar yang dimiliki oleh ajaran Islam itu sendiri. Karakteristik dan nilai nilai ajaran Islam yang mengandung nilai - nilai universal dikarenakan ajaran Islam sangat erat kaitannya dengan tauhid, etika dan moral, bentuk dan sistem pemerintahan, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, sains, lingkungan hidup dan sebagainya. Pada tulisan ini akan dianalisis salah satu apek yang menegaskan akan universalnya Islam yaitu aspek sains dalam kaitannya dengan ajaran Islam dan pandangan Islam itu sendiri tentang sains.

Sains dalam pandangan Islam
Sains atau ilmu murni merupakan buah dari pemikiran manusia tentang segala sesuatu yang ia lihat, raba, dengar, rasa dan kecap. Sebuah pemikiran yang terlahir dari rasa kuriositas (ingin tahu) yang tinggi akan sesuatu hal. Rasa kuriositas ini muncul ketika seorang manusia merasa ada sesuatu yang baru, aneh dan menarik dalam alam pikirannya lalu dikembangkan sebagai sesuatu hal yang bisa berguna untuk menunjang kehidupannya.
Rasa kuriositas ini merupakan fitrah yang dibawa oleh manusia sejak ia lahir. Dan Islam sebagai agama yang universal dan memiliki karakteristik sesuai dengan fitrah manusia sangat memahami hal ini. Islam tidak pernah mengekang fitrah manusia dengan membuat batasan - batasan tertentu.
Terkait dengan masalah sains, dalam Kitabullah Al Qur’anul Karim terlihat jelas bahwa tidak ada satupun ayat yang mengekang fitrah manusia untuk berpikir dan mengembangkan pola pikirnya. Bahkan Allah SWT dalam Al Qur’an telah mengajak manusia untuk bisa mengembangkan dan mengerti tentang sains itu sendiri (Q.S. 45: 13) dan (Q.S. 35:28).
Islam tidaklah seperti agama yang lain, yang mengekang fitrah manusia untuk bisa mengembangkan pemikirannya. Islam tidaklah sekaku agama katolik yang memberikan hukuman mati kepada ilmuwannya ketika mereka berhasil mengembangkan pemikirannya yang menurut para ahli agamanya tidak sesuai dengan kitab yang mereka buat. Islam sangat kooperatif terhadap hal ini, asalkan buah pemikiran manusia tersebut bisa mendatangkan kebaikan dan bisa mendekatkan manusia kepada Tuhannya.
Ibnu Rajab dan ulama lainnya mendefinisikan,”… segala sesuatu atau jalan apapun yang dapat mewujudkan keadilan (kebenaran) maka ia bagian dari agama.”

Sumbangsih Islam terhadap Sains
Islam sebagai agama yang universal dan sebagai agama yang menitik beratkan pada fitrah manusia menaruh perhatian yang sangat besar terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia. Salah satu yang menjadi perhatian dalam ajaran Islam adalah tentang sains itu sendiri. Islam memandang bahwa dengan sains lah suatu umat bisa mengangkat derajat dan kehormatannya sendiri, dengan sainslah alam semesta ini bisa didayagunakan dengan optimal dan dengan sainslah suatu umat bisa mengenal siapa Tuhannya.
Bagi Islam, sikap terhadap sains sudah sangat jelas. Tak ada yang lebih jelas daripada hadits Nabi yang sangat terkenal. “tuntutlah ilmu walaupun ke negeri cina” atau hadits yang lain yang maksudnya : mencari ilmu adalah wajib bagi seorang muslim bagi laki laki maupun perempuan. Bukanlah tanpa alasan Nabi Muhammad memerintahkan ummatnya untuk pergi ke cina, karena pada waktu itu negeri cina sudah mulai maju akan peradaban. Dan ini mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak ingin ummatnya ketinggalan dalam hal sains karena beliau melihat akan pentingnya sains itu sendiri.
Dari dua hadits tersebut telah jelas bahwasanya Islam melalui sabda Nabinya telah memerintahkan kepada umat manusia untuk menuntut ilmu setinggi - tingginya dan mengembangkan ilmu tersebut. Walaupun Al Qur’an bukanlah sebuah buku ilmu pengetahuan melaikan sebuah pedoman hidup, tetapi hampir sebagian besar ayat dalam Al Qur’an mengajak manusia untuk memikirkan akan fenomena alam.
Atas dorongan hadits dan ayat ayat Al Qur’an tentang pentingnya memikirkan alam semesta ini, pada abad ke VIII dan abad ke XII Masehi umat Islam mengalami kemajuan yang sangat spektakuler dalam perkembangan sains. Semua pemikiran baik sains maupun yang lainnya berkiblat kepada Islam. Pada waktu itu di Cordoba (Qurtubah) terdapat sebuah perpustakaan yang koleksi bukunya mencapai 400.000 buku. Dan banyak para pelajar dari barat yang merasa terkekang akan pola dan sistem agama mereka belajar dan menimba ilmu di sana.
Berkat Islam dengan melalui cendekianya lah peradaban umat manusia berubah 180 derajat dengan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Sampai sekarang sumbangsih - sumbangsih para pemikir Islam masih terasa, sebagai contoh perkembangan dalam ilmu matematika banyak dipengaruhi oleh ilmuwan muslim. Metode al Jabar ditemukan oleh Muhammad bin Musa Al Khawarizmi, dan penemuan angka “nol” oleh Muhammad bin Ahmad. Pada bidang fisika tercatat nama Hassan Ali Haitan seorang penemu pengetahuan akan optik. Pada bidang kimia tercatat nama Abu Bakar Zakariah Al Razi, seorang penemu yang menjelaskan pembuatan asam belerang dan alkohol dengan cara menyuling zat tepung atau gula yang meragi.
Pada ilmu kedokteran tercatat nama Ibnu Sina yang di barat terkenal dengan nama Avicena. Beliaulah yang meletakkan dasar dasar pengobatan yang sampai sekarang buah pemikiranya masih diterapkan dalam dunia kedokteran. Masih banyak lagi sumbangsih Islam melalui para cendekianya bagi peradaban ummat manusia yang semuanya telah menorehkan tinta emas dalam sejarah dan telah membuat dunia menjadi dinamis.

Khatimah
Sebagai penutup tulisan ini, penulis ingin mempertegas bahwasanya ajaran Islam sangat sesuai dengan jiwa dan pola pikir manusia. Karena karakteristik tersebut, agama Islam akan tetap bisa diterima oleh manusia di setiap tempat dan zaman. Ajaran Islam sangatlah proaktif terhadap hal – hal yang bisa mendatangkan manfaat bagi manusia terutama untuk mengembang rasa kuriositas pada sains. Islam tidak membatasi ummatnya dalam hal memikirkan alam semesta ini asalkan buah dari pemikiran tersebut bisa dipertanggungjawabkan.


No comments: